Tanpa OPM Papua Aman dan Damai - Harian Papua

Breaking

Minggu, 10 November 2019

Tanpa OPM Papua Aman dan Damai

Bukti perkembangan pembangunan serta pemerataan kesejahteraan rakyat Papua mulai disoroti. Beberapa diantaranya dikemukakan oleh eks OPM yang akhirnya bergabung lagi ke NKRI.

Dampak kerusuhan Papua tempo hari berakhir dengan damai. Para Tokoh pemuda Papua-pun ikut menyuarakan ajakan perdamaian tanpa henti. Aksi demo digelar di beberapa kota di Indonesia serentak tolak Papua Merdeka. Karena mereka menyadari bahwa selamanya Papua adalah bagian dari Indonesia.

Papua Damai

John Norotouw salah satu mantan tokoh OPM yang kini mengabdi sebagai pelayan Tuhan di Gereja wilayah Sentani, Jayapura membenarkan jika Papua sejahtera bersama Indonesia. Ia juga mengutarakan jika kini Papua telah banyak berkembang pesat, bahkan Orang Papua menjadi tuan di negeri sendiri dengan adanya Otonomi Khusus Papua.

John Meyakini jika kondisi perubahan yang jauh lebih baik saat ini esensi kemerdekaan adalah kesejahteraan perubahan yang kini telah diperoleh. Momentum 1 Desember yang dibentuk beberapa tahun silam berdasar atas atas opini untuk perubahan akibat situasi politik yang saat itu tengah terjadi.

Sebelumnya ia telah melanglangbuana menghabiskan 28 tahun perjuangan dengan meloby negara-negara pasifik. Hal ini dilakukan guna mendapatkan dukungan atas Papua Merdeka. Akan tetapi, ia memutuskan untuk kembali ke NKRI saat melihat kondisi Papua berkembang cukup pesat.
Pendeta John menyatakan jika perubahan sudah terjadi, orang Papua sejahtera di NKRI, banyak pula yang menjadi tuan di kota sendiri, lalu apalagi? Bukankah hal ini berarti perjuangan telah tercapai, lalu kemerdekaan mana lagi yang ingin dicari? John kini telah hidup tenang berbaur dengan masyarakat. Menikmati kesejahteraan yang kini ia rasakan. Ia merasa telah hidup damai bersama Indonesia.

Bapak John menyesalkan adanya seorang oknum yang mengajak untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Apalagi tindakan rasisme yang berujung perpecahan serta membuat suasana makin keruh.

Tokoh Papua lainnya Nick Messet (mantan Menteri Luar Negeri OPM, organisasi yang ingin memisahkan diri dari NKRI) mengatakan, "Apa yang disebarkan oleh kelompok tersebut (ULMWP pimpinan Benny Wenda) tidak benar atau hoaks," lanjutnya.

Menurut Nick Meset kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah di Papua akibat provokasi Benny Wenda. Karena itu, dirinya berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan isu yang diembuskan Benny Wenda dan kelompoknya, harap Meset.

Mari bersama-sama ciptakan rasa aman agar pembangunan dapat terus dilakukan hingga masyarakat di Papua benar-benar sejahtera, ajak Nick Meset.

Alfredo Kway (pemuda Asli Papua) mengatakan bahwa rakyat Papua membutuhkan banyak hal, anak-anak Papua membutuhkan pendidikan yang layak, pemudanya butuh kesempatan untuk berkarya, para mamanya butuh tempat yang layak untuk berjualan dan para lelaki membutuhkan kesempatan untuk mengais rezeki yang layak untuk menghidupi keluarganya.
Papua membutuhkan hal-hal tersebut untuk membangun Papua dari ketertinggalan. Dan coba tebak, anggota-anggota OPM dan para simpatisannya tidak pernah membantu rakyat Papua untuk mendapatkan kebutuhannya tersebut.

Menurut Alfredo, pembangunan tentunya membutuhkan kestabilan keamanan, dengan keberadaan kelompok KKSB di suatu daerah hal tersebut berarti menghambat pembangunan di daerah tersebut, karena mereka dengan sadarnya menentang pembangunan di tanah Papua.

Simaklah pernyataan dari tokoh agama di Mbua, Pendeta Nataniel Tabuni dan Bupati Nduga Yairus Gwijangge yang justru meminta agar program pembangunan harus terus dilaksanakan di daerah mereka.

“Kami berharap pemerintah pusat melanjutkan pembangunan, karena pembangunan ini yang menjadi harapan dari seluruh warga di Kabupaten Nduga,” kata Yairus awal Januari 2019.

Edward Krey, mahasiswa Papua mengatakan, “Berkaca pada kenyataannya tersebut, Papua nyatanya sejahtera bersama Indonesia dan hal ini juga telah banyak dibuktikan termasuk kejadian tersebut diatas. Pembangungan signifikan yang telah dirasa agaknya bisa menjadi pedoman bahwa pemerintah tidak menganaktirikan Bumi Cendrawasih ini”.

Menurut Edward, yang perlu diwaspadai adalah sikap rasisme, separatis juga tindakan oknum lainnya yang menginginkan Indonesia terpecah belah demi kepentingan mereka sendiri. Apalagi kini pemerintah lebih gencar lagi melakukan pembangunan guna meningkatkan lagi kesejahteraan rakyat Papua. Lalu apalagi yang dicari?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar