Wajah Papua Yang Lebih Maju, Ribuan OPM Bergabung Dengan NKRI - Harian Papua

Breaking

Rabu, 20 November 2019

Wajah Papua Yang Lebih Maju, Ribuan OPM Bergabung Dengan NKRI

Wajah Papua Yang Lebih Maju, Ribuan OPM Bergabung Dengan NKRI

Perhatian pemerintahan Jokowi atas rakyat Papua dinilai sangat serius dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Jokowi tercatat beberapa kali mengunjungi Papua serta meluncurkan sejumlah mega proyek infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi serta aspek lainnya.
.
Meski dinilai telah banyak menggelontorkan dana untuk Papua, agaknya semua masih dirasa kurang. Lima tahun membangun Pulau yang luasnya empat kali dari pulau Jawa ini mempunyai medan yang sulit. Beberapa pihak memojokkan Presiden hanya menyentuh sektor pembangunan saja, bukan di akar masalah. Akibatnya deretan pelanggaran Hak Asasi Manusia menimbulkan konflik berkepanjangan.
.
Namun seiring berjalannya waktu, pemerintahan mampu membuktikan jika pihaknya berusaha keras memeratakan kesejahteraan di berbagai sektor di Papua. Meski tak menampik ada wilayah yang tertinggal, namun hal ini dikarenakan oleh kinerja pemerintah daerah tersebut.
.
Sementara, salah satu mantan OPM, Supir Murib menyebutkan sejak 2012 dia telah memutuskan untuk membantu pemerintah dalam pembangunan dan turun gunung. Hal itu dilakukannya, dengan berubahnya wajah Distrik Tingginambut.
.
"Orang tua (Goliath) masih di atas dan dia sudah tua, tidak bisa berbuat apa-apa.Tetapi kami minta Goliath tak mengganggu pembangunan," kata Supir.
.
Mantan OPM lainnya, Yalingga Enumbi meminta Presiden Joko Widodo berkunjung ke Tingginambut. “Kami akan menjamin keamanan Pak Presiden bila datang ke di sini," ujarnya.
.
Bukti lain jika masyarakat Papua ingin selalu menjadi bagian NKRI ialah kembalinya sang eks pejuang OPM ke pangkuan ibu pertiwi. Tak hanya satu dua orang saja, namun ribuan eks OPM ini telah bergabung kembali ke negeri tercinta Indonesia. Mereka menilai jika Papua mengalami perkembangan yang pesat sejak era pemerintahan Jokowi. Banyak dari mereka merasa lebih tenang dan aman bersama menjadi bagian NKRI.
.
Di sisi lain, menilik dari kasus rasisme tempo hari yang menimbulkan kericuhan merupakan puncak emosi Papua. Rasa dikesampingkan dan dianaktirikan membuat mereka mengobarkan semangat Papua Merdeka. Namun, hal ini mampu diredam dengan menggerakkan seluruh elemen masyarakat Indonesia. Termasuk aparat, tokoh pemuda serta pihak lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar