Pertemuan Rahasia Nicolaas Dengan John F Kennedy - Harian Papua

Breaking

Selasa, 03 Desember 2019

Pertemuan Rahasia Nicolaas Dengan John F Kennedy

Pertemuan Rahasia Nicolaas Dengan John F Kennedy

Mantan pendiri Operasi Papua Merdeka (OPM) yang juga pencipta bendera Bintang Kejora, Nicholas Jouwe pernah melakukan pertemuan rahasia dengan John F Kennedy. Nicolaas Jouwe yang sejak era 1960-an berjuang memerdekakan Papua Barat dari Indonesia justru kemudian berbalik arah mendukung Merah Putih.

Sebagaimana dia ceritakan dalam bukunya, 'Kembali ke Indonesia: Langkah, Pemikiran, dan Keinginan', ia tulis usai dirinya berubah sikap dari yang tadinya mendukung Papua Merdeka menjadi mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia bahkan membatalkan sumpahnya untuk tak lagi menginjakkan kaki di Papua yang telah dikuasai Indonesia, dengan cara mencium Bumi Cenderawasih pada 22 Maret 2009.

Saat usianya menginjak 85 tahun pada 2017 lalu ia meninggal dunia. Buku yang memuat curhat rahasia dengan JF Kennedy itu terbit lebih dulu yaitu pada tahun 2013. Dalam buku itu mengulas tentang pertemuan yang sangat rahasia, karena pada tahun itu Nicolaas masih menjadi Penasihat dan Anggota Kerajaan Belanda dan dipercaya 100% menjalankan politik Kerajaan Belanda dalam Perundingan Belanda-Indonesia. Bila saja saat itu ada yang tahu dirinya menemui Kennedy, maka risikonya ia dicap sebagai pengkhianat oleh Belanda.

''Secara sembunyi-sembunyi saya datang berbicara dengan Kennedy," kata Nicolaas.

Nicolaas memang didikan Belanda. Dia merupakan satu dari segelintir elite terpelajar Papua yang muncul di pertengahan Abad 20. Namun pendidikan yang diterimanya tak mengajarkan soal tanahnya sendiri, melainkan tanah sang pendidik. Presiden Kennedy mengatakan bahwa itu adalah politik kolonial Belanda. Belanda sengaja mengasingkan orang Papua dari dirinya sendiri, menceraikan orang Papua dari tanahnya sendiri untuk menjaga Papua dari pihak yang ingin mengeksplorasi kekayaan pulau itu.

"Presiden Kennedy mengatakan bahwa itu adalah politik kolonial Belanda," lanjutnya.

Belanda juga membuat propaganda yang berisi citra bahwa Papua adalah pulau berbahaya, dipenuhi banyak penyakit berbahaya seperti malaria. Siapapun yang datang ke Papua pasti akan  meregang nyawa. Akibatnya, relatif jarang orang biasa yang mengunjungi Papua.

"Beliau tahu kenapa Belanda berbuat demikian. Belanda tahu sangat baik bahwa Papua adalah pulau yang sangat kaya akan emas, perak, dan tembaga. Belanda tidak mau orang dari luar masuk ke situ," kata Nicolaas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar