Terinfeksi Hasutan OPM, Mahasiswa Eksodus Papua Ancam Gagalkan PON XX Papua - Harian Papua

Breaking

Rabu, 15 Januari 2020

Terinfeksi Hasutan OPM, Mahasiswa Eksodus Papua Ancam Gagalkan PON XX Papua

Terinfeksi Hasutan OPM, Mahasiswa Eksodus Papua Ancam Gagalkan PON XX Papua

Mahasiswa eksodus korban hasutan Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengancam akan berupaya menggagalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XX di Papua.

Para mahasiswa eksodus yang meninggalkan pendidikannya di berbagai perguruan tinggi di luar Papua pasca kasus rasisme Papua itu mengatakan, jika Pemerintah Provinsi Papua tidak serius menangani masalah mereka, mahasiswa eksodus mengancam akan berupaya menggagalkan pelaksanaan PON XX Papua.

Ancaman itu disampaikan oleh perwakilan mahasiswa eksodus yang mendatangani Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) pada Kamis (9/1/2020). Oskar Gie, mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang turut dalam rombongan itu meminta Gubernur Papua, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua, dan MRP untuk tidak mengabaikan keberadaan ratusan mahasiswa eksodus yang terlanjur pulang ke Papua.

Oskar Gie menilai Gubernur Papua, DPR Papua, dan MRP terlihat mengabaikan penanganan rasisme yang dialami para mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu, dan lebih sibuk mengurus persiapan penyelenggaraan PON XX Papua 2020. 

“Kalau penanganan rasisme simpang-siur, kami bisa memobilisasi massa untuk membatalkan agenda macam PON,” tegas Gie.

Ia menyatakan persekusi dan rasisme yang dialami para mahasiswa Papua di Surabaya pada Agustus lalu bukan persoalan biasa. Pasca kasus itu, mahasiswa Papua meninggalkan berbagai kota studi di luar Papua, seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Manado, dan Makassar.

Para mahasiswa melakukan eksodus karena merasa tidak nyaman bertahan dan melanjutkan kuliah mereka. Gie menuturkan asrama mahasiswa dan siswa asal Papua di berbagai kota studi luar Papua didatangi aparat keamanan. Sejumlah mahasiswa yang melakukan unjuk rasa anti rasisme Papua juga diintimidasi, bahkan ditahan dan dipidanakan.

Menurutnya, rentetan peristiwa itu seharusnya membuat Pemerintah Provinsi Papua serius menangani masalah rasisme terhadap orang Papua. Pemerintah Provinsi Papua bersama DPR Papua dan MRP juga harus serius menangani ratusan mahasiswa eksodus yang pulang ke Papua.

Sungguh ironis memang, ini adalah bukti bahwa mahasiswa Papua mudah terkena hasutan. Pulang kampung karena hasutan, kini pusing mau kuliah dimana? lalu mereka meminta pemerintah daerah untuk mengurusinya, jika tidak, mereka akan mengacaukan PON XX Papua. Mahasiswa macam apa ini?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar