Rakyat Papua Cinta NKRI, Papua Merdeka Hanya Permainan Elit Separatis - Harian Papua

Breaking

Senin, 02 Desember 2019

Rakyat Papua Cinta NKRI, Papua Merdeka Hanya Permainan Elit Separatis

Rakyat Papua Cinta NKRI, Papua Merdeka Hanya Permainan Elit Separatis 

Selama 5 tahun memerintah, Jokowi telah membangun  jalan trans papua, Jembatan Hamadi-Holtekam, Pembangkit Listrik di Papua Barat, Bandara Sentani hingga jalan perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
.
Pemerintahan Jokowi juga telah berhasil membangun kawasan Kabupaten Puncak, yang dulunya terisolir menjadi kawasan terbuka. Salah satu akibatnya, harga BBM yang dulu mencapai 50-100 ribu rupiah, bisa disamakan dengan harga BBM di daerah lain. Selain itu, harga satu sak semen yang dulu mencapai 2 juta, akhirnya juga bisa disetarakan dengan daerah lain.
.
Dari uraian di atas, terlihat jelas kesungguhan Jokowi dan pemerintah RI menjaga kehormatan rakyat Papua. Sebelum peristiwa pengepungan asrama, Jokowi telah total melakukan pembangunan berbagai sektor kehidupan di Papua.
.
Tak hanya itu, Jokowi dalam 5 tahun pemerintahannya juga telah mengunjungi Papua 13 kali demi menjaga kedekatan dengan Pace, Mace dan mama-mama Papua.
.
Pasca insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua pun, pemerintah tak kurang sigap menangani kasus. Gubernur, Presiden, Polri dan TNI bahkan kompak menggulung lengan, menangani insiden tersebut. Semua yang bersalah sudah dikenakan tindakan hukum. Termasuk untuk aparat TNI yang diduga terlibat aksi pengepungan asrama mahasiswa.
.
Peneliti dari Papua Center Universitas Indonesia, Bambang Shergi Lhaksmono, menyebutkan Peringatan 1 Desember tidak lagi relevan sebagai peringatan Kemerdekaan Papua, namun masyarakat Papua harus merdeka dari kemiskinan dan ketidakadilan.
.
“Peringatan 1 Desember harus menumbuhkan semangat bangsa Indonesia untuk membebaskan orang Papua dari keterbelakangan,” kata Bambang, di Jakarta, Kamis.
.
Momentum 1 Desember yang selama ini dianggap sebagai peringatan hari kemerdekaan Papua (West Papua) oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan kelompok pro kemerdekaan Papua lainnya adalah agenda para elit (Papua Merdeka) yang terus berusaha memenuhi berbagai kepentingan pribadi karena mereka serakah.
.
Peneliti Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adrianna Elisabeth, menyatakan bahwa persoalan mendasar warga Papua bukanlah soal kemerdekaan. “Bagi saya soal referendum tidak perlu dibahas, karena sudah selesai dan sudah final (Papua bagian dari Indonesia),” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar